Rabu, 16 November 2011

Sholat Sehat, Sehat Sholat


 3458 - حدثنا جعفر بن مسافر . حدثنا السري بن مسكين . حدثنا ذؤاد بن علبة عن ليث عن مجاهد عن أبي هريرة قال : هجر النبي صلى الله عليه و سلم فهجرت . فصليت ثمض جلست . فالتفت إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال 
 {( اشكمت درد ؟ ) قلت نعم . يا رسول الله قال : {( قم فصل فإن في الصلاة شفاء ) 

Mengakatan kepada kami Ja'far bin Musafir, dituturkan kepada kami Sariy bin Masakin, disampaikan kepada kami Dza'ad bin 'Alibah dari Laits dari Mujahid dari Abi Hurairah Berkata : "Berjalan-jalan Nabi SAW, lalu saya menemani [beliau]. Kemudian, saya shalat. Lalu, saya duduk. Kemudian, menoleh Nabi SAW kepadaku. Bertanya Nabi SAW, "Apakah kamu sakit perut?" Saya jawab, "Ya, Wahai Rasulullah?" Bersabda Nabi SAW, "Bangun dan Shalatlah, karena sesungguhnya di dalam shalat itu terdapat obat" [1]

Syarah Hadits
     Dalam Kitab Musnad Imam Ahmad, bab Musnad Abi Hurairah Ra, Juz XVIII, halaman 247, hadits nomor 8705.

Pemahaman Hadits
      Shalli. Artinya, Shalatlah.
   Rasulullah SAW memerintahkan sahabat Abi Hurairah Ra, Supaya mendirikan shalat ketika dia sedang sakit perut.

      Fis shalati syifa'an. Artinya, di dalam shalat terdapat obat.
    Rasullah SAW memberikan jaminan kenubuwahan. Bahwa, didalam shalat terdapat kesembuhan. Bahwa, didalam shalat terdapat obat. Bahwa, shalat memiliki daya terapi. Sungguh kenyataan ini yang banyak disepelekan oleh orang - orang modern. Padahal sejatinya kaum modernis hidupnya sangat tidak sehat. Muali dari makan, minuman, gaya hidup, lingkungan, termasuk obat-obatan yang ada pun lebih banyak madharatnya ketimbang mashlahatnya.
    Namun setelah kaum ilmuwan dan kaum ulama melakukan penelitian dan eksperimen mengenai shalat. Akhirnya, dunia kedokteran mengakui bahwa di dalam praktek shalat terdapat banyak terapis yang didapatkan, apabila seseorang mendirikan shalat dengan baik dan benar. Seperti, shalat yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. Dan, ini salah satu hikmahnya, mengapa shalat harus mencontoh Nabi SAW secara mutlak.
    Dr. Alexis Karel, peraih Nobel bidang kedokteran berkomentar, "Shalat menciptakan satu aktivitas yang menakjubkan di dalam tubuh dan organ-organnya. Saya telah banyak melihat orang-orang yang sakit yang tidak berhasil disembuhkan oleh obat-obat konvensional namun shalt mampu menyembuhkan secara total. Shalat seperti logam rodium, sumber radiasi, dan pembangkit energi otomatik. Saya telah melihat sendiri efek shalat dalam mengatasi berbagai penyakit. Seperti : TBC, radang tulang, luka bernanah, kangker, dll."
   Dr. Bahar Azwar SpB-Onk, dokter specialis bedah-onkologi (bedah tumor) lulusan FK UI dalam bukunya "Ketika Dokter Memaknai Shalat". Dia mampu menjabarkan makna gerakan shalat. Bagaimana sebenarnya manfaat shalat dan gerakan-gerakannya secara medis.
    Dengan analisis ilmiah juga terbukti sangat berguna bagi semua orang, baik anak-anak, orang dewasa, manula, bahkan ibu hamil. Singkatnya, Allah SWT memang mendesain shalat sebagai saran untuk menjaga stamina dan vitalitas para hamba yang beriman.
    Selama ini shalat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu(bersuci), gerakan shalat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebat, baik untuk kesehatan fisik, mental, bahkan keseimbangan spritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kaum muslimin-mukmin yang memahaminya.


[1] Kitab Sunan Ibnu Majah, Bab 10 Tentang Assholatu Asyifa'un, Hal. 1144

Sumber : 
- Al-Maktabah As-Syamilah
- Buletin Al Fatah Edisi ke-459 Th. IX/2010/1431H

Minggu, 13 November 2011

Keutamaan Dzikir Ketika Keluar Rumah


Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ
“Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang mengucapkan zikir ini ketika keluar rumah, dan bahwa ini merupakan sebab dia diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga oleh Allah Ta’ala[2].

Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:
- Keutamaan yang disebutkan dalam hadits ini akan diberikan kepada orang yang mengucapkan zikir ini dengan benar-benar merealisasikan konsekwensinya, yaitu berserah diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala[3].
- Syaitan tidak memiliki kemampuan untuk mencelakakan orang-orang yang benar-benar beriman dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala[4], sebagaimana firman-Nya:
{إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ * إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ}
Sesungguhnya syaitan itu tidak memiliki kekuasaan (untuk mencelakakan) orang-orang yang beriman dan bertawakkal (berserah diri) kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan syaitan hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah” (QS an-Nahl: 99-100).
- Bertawakal (berserah diri dan bersandar sepenuhnya) kepada Allah Ta’ala merupakan sebab utama untuk mendapatkan petunjuk dan perlindungan Allah dalam semua urusan manusia. Allah Ta’ala berfirman,
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ}
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
Artinya: Barangsiapa yang berserah diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala dalam semua urusan agama dan dunianya, yaitu dengan bersandar kepada-Nya dalam mengusahakan kebaikan bagi dirinya dan menolak keburukan dari dirinya, serta yakin dengan kemudahan yang akan diberikan-Nya, maka Allah Ta’ala akan memudahkan semua urusannya tersebut[5].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 30 Rabi’ul awal 1432 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id
[1] HR Abu Dawud (no. 5095), at-Tirmidzi (no. 3426) dan Ibnu Hibban (no. 822), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan syaikh al-Albani.
[2] Lihat keterangan imam Ibnu Hibban dalam kitab “Shahih Ibnu Hibban” (3/104).
[3] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” (hal. 157-158).
[4] Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 449).
[5] Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 449).

Sabtu, 05 November 2011

Tuntunan Mendapatkan Ampunan Di Hari Arofah

baca_quran
Hari Arofah adalah hari di mana Allah menyempurnakan Islam dan menyempurnakan nikmat-Nya ketika itu. Hari Arofah adalah hari haji Akbar menurut  mayoritas para ulama. Hari Arofah juga adalah hari istimewa bagi umat islam.
Anas bin Malik pernah mengatakan, “Hari Arofah lebih utama dari 10.000 hari-hari lainnya.”[1] Siapa saja yang berpuasa ketika itu akan mendapatkan ampunan dosa (yaitu dosa kecil) untuk dua tahun.
Mengenai hari Arofah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”[2]
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arofah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arofah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.”[3]
Ibnu Rajab selanjutnya menjelaskan bahwa siapa yang ingin mendapatkan pembebasan dari api neraka dan pengampunan dosa pada hari Arofah, maka lakukanlah hal-hal berikut.[4]
Pertama: Melaksanakan puasa Arofah. Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.[5]
Kedua: Menjaga anggota badan dari hal-hal yang diharamkan pada hari tersebut.
Ketiga: Memperbanyak syahadat tauhid, keikhlasan dan kejujuran pada hari tersebut karena semuanya tadi adalah asas agama ini yang Allah sempurnakan pada hari Arofah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri sering memperbanyak hal-hal tadi dan beliau menyebutkannya setelah menyebutkan bahwa do’a pada hari Arofah adalah sebaik-baik do’a. Disebutkan dalam hadits,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.”[6]
Keempat: Memerdekakan seorang budak jika mampu. Karena barangsiapa yang memerdekakan seorang budak mukmin, maka Allah akan membebaskan anggota tubuhnya dari api neraka karena anggota tubuh budak yang ia merdekakan.
Kelima:  Memperbanyak do’a ampunan dan pembebasan dari api neraka ketika itu karena hari Arofah adalah hari terkabulnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.[7]
Dan untuk mendapatkan pembebasan dari api neraka dan pengampunan dosa, hendaklah pula dijauhi segala dosa yang dapat menghalangi dari mendapatkan ampunan. Di antara yang harus dijauhi adalah:
Pertama: Sifat sombong dan takabbur. Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid: 23)
Sebagaimana pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ
Allah tidak akan memandang siapa saja yang menjulurkan celananya (di bawah mata kaki) dengan sombong.[8]
Kedua: Tidak terus menerus dalam melakukan dosa-dosa besar (al kaba-ir).[9]
Itulah yang dinasehatkan oleh Ibnu Rajab agar seseorang bisa mendapatkan ampunan dan pembebasan dari api neraka pada hari Arofah.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan ampunan dan pembebasan dari api neraka pada hari tersebut.
Ya Allah, terimalah setiap amalan kami di hari Arofah yang mulia ini dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapatkan pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka. Sesungguhnya engkau Maha Mengijabahi setiap do’a-do’a kami.
Segala puji bagi Allah yang dengan setiap nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.



[1] Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 489, Al Maktab Al Islamiy, cetakan pertama, tahun 1428 H.
[2] HR. Muslim no. 1348, dari ‘Aisyah.
[3] Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 482.
[4] Ini adalah penjelasan yang kami olah dari pemaparan Ibnu Rajab dengan sedikit penambahan dari kami.
[5] HR. Muslim no. 1162, dari Abu Qotadah.
[6] HR. Tirmidzi no. 3585, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
[7] Idem
[8] HR. Bukhari no. 5783, dari Ibnu ‘Umar.
[9] Lihat Latho-if Al Ma’arif, 493-496.

Sumber : http://adf.ly/3ZLMm


Selasa, 01 November 2011

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Assalamualaikum,

Malam ini, abi saya menunjukkan hadits dari buku bacaan-nya yang menjelaskan, Jika tidak berdoa untuk kedua orang tua maka akan berhenti riqzinya, yang membuat saya menjadi ingin menulis untuk memberi motivasi dalam berbakti kepada kedua orang tua.

Berikut saya cantumkan hadits lengkap-nya :
قال ابن الجوزي في (الموضوعات)(3/284 ):
باب انقطاع الرزق بقطع الدعاء للوالدين أنبأنا زاهر بن طاهر أنبأنا أحمد بن الحسين البيهقى أنبأنا أبو عبد الله محمد ابن عبدالله الحاكم أنبأنا أبو جعفر محمد بن سعيد حدثنا العباس بن حمزة حدثنا أحمد بن خالد الشيباني حدثنا الحسن بن محمد البرى حدثنا يزيد بن عتبة بن المغيرة النوفلي حدثنا الحسن البصري سمعت أنس بن مالك يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إذا ترك العبد الدعاء للوالدين فإنه ينقطع على الوالد الرزق في الدنيا ".هذا حديث لا يصح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم.والمتهم به الجويبارى وهو أحمد بن خالد، نسبوه إلى جده لانه أحمد بن عبدالله بن خالد، وإنما قصدوا التدليس وهو محرم.

Berikut Artinya :

Ibnu Al-Jauzi berkata di (tema) (3/284)
Untuk mata pencaharian memotong berdoa ' untuk orangtua melaporkan Zaher bin Ahmed Tahir Bin Hussein Al Baihaqi melaporkan dilaporkan Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Gubernur Abu Jafar Muhammad bin melaporkan Saeed mengatakan kepada Abbas bin Hamza Ahmed bin Khaled Al-shaibani kepada mengatakan Hassan bin Mohammed Yazid bin berbincang jalan utbah bin mughira nawfali berbincang-Hasan Al-Bashri mendengar Anas bin Malik mengatakan: "Saya utusan Allah dan berkat: "Jika dibiarkan Al-doa ' untuk orang tua dia terganggu orangtua yang hidup di bawah" hadits ini bukanlah Shahih... pada Nabi saw.
Dituduh oleh aljuybari dan Ahmed Bin Khaled, nsboh Jeddah sebagai Ahmed bin Abdullah bin Khalid, 126. penipuan adalah haram. [1]

Diketahui bahwa hadits tersebut adalah tidak dari Rasulullah SAW, maka patutlah kita untuk tidak menggunakannya dalam hujjah. Lalu bagaimana sikap kita Berbakti kita terhadap kedua Orang Tua, berikut  Allah SWT, dalam Friman-Nya [2] :


وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا 
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, (QS. An-Nisa’ :36)


وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا 
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Isro’ :23)


وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman :14)


Berikut hadits yang dimuat di dalam kitab ash-Shahîh, no.1249 dengan lafazh, [3]
اِلْزَمْهَا فَإِنَّ اْلجَنَّةَ تَحْتَ أَقْدَامِهَا

"Berbaktilah terus kepadanya (sang ibu) karena surga itu berada di bawah telapak kakinya." 



Seorang ulama Salaf berkata : “Ada tiga ayat yang diikuti tiga ayat.” Ia menyebut salah satunya adalah firman Allah Subhanahu Wata’ala :

وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman :14) 

Maka barang siapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada kedua orang tuanya berarti ia tidak bersyukur kepada Allah. 
Di samping Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur kepadaNya atas karuniaNya berupa menciptakan, memberi rizki dan mengurusnya, Dia juga memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada kedua orang tuanya, mengingat jasa dan kebaikan keduanya. Saya kira tidak ada seorang pun yang berakal sehat yang tidak mengetahui jasa kedua orang tuanya. 

Siapa yang menjadi sebab keberadaannya di dunia ?? 
Siapa yang merawatnya dalam tahapan-tahapan usianya semenjak masih menjadi sperma hingga tumbuh menjadi dewasa ?? 
Siapa yang memperhatikannya semenjak awal keberadaannya, masa kehamilannya, saat kelahirannya, masa menyusuinya, penyapihannya, pemberian asupan gizinya, pendidikannya, dan pembesarannya sampai ia menjadi bayi, anak-anak, remaja, kemudian menjadi manusia dewasa yang kuat dan mampu memikul tanggung jawab ??

Dibalik itu semua ada orang yang paling berhak menerima kebaktian kita. Orang itu adalah ayah dan ibu kita. Kita tidak akan bisa membalas jasa mereka secara setimpal, meski kita sudah melakukan dan mencurahkan apa saja. Tetapi kita harus memohon kepada Allah dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifatNya agar berkenan membalas mereka berdua dengan balasan yang sebaik-baiknya, memberi mereka berdua imbalan terbaik yang bisa diberikan seorang anak kepada orang tuanya, dan berkenan memberi kita kemampuan untuk berbakti kepada mereka berdua sepanjang hayat kita. 

Wa'allahu muaffiq



----
Dikutip :
[1]  
http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=145514
[2]
http://www.alsofwah.or.id/cetakkhutbah.php?id=239
[3]
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihathadits&id=62

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India